Minggu, 20 Juni 2010

Dari Pecundang Menjadi Pemenang

Begitu banyak sejarah orang-orang yang suskes baik di Indonesia maupun dari luar negeri yang tadinya hanya sebagai pecundang, namun karena kegigihan dan terus berusaha menyadari kelemahannya maka merekapun menjadikan kelemahan yang mereka miliki untuk akhirnya menjadi pemenang. Sahabat.. saya tidak peduli siapapun sahabat pada hari ini, karena segala sesuatu bermula dari dari diri sahabat sendiri. Kitalah aktor utama perubahan diri, kitalah penentu kehidupan, jadi jangan pernah sibuk melihat dan membicarakan orang lain diluar sana tapi kita lupa melihat lebih dalam siapa diri kita.

Saya akan menceritakan kisah nyata dari sebuah kehidupan anak manusia yang tadinya hanya seorang pecundang namun akhirnya menjadi pemenang, walaupun usianya saat ini masih terbilang muda, namun akhirnya dia berhasil membuat semua orang termasuk orang tuanya kagum.

Bagi orang tua atau para sahabat yang kisah hidup ini saya ambil, saya mohon maaf, karena saya tidak bermaksud untuk membuka kehidupan keluarga disitus ini, hal ini saya lakukan hanya karena saya ingin berbagi kebahagiaan dan mungkin juga masukan bagi orang tua lainnya, ataupun bagi sahabat sendiri yang saat ini mengalami hal yang sama dengan kisah ini, yang pada akhirnya dapat melakukan perubahan untuk menjadi seorang PEMENANG!!!.

Sebut saja Badu ( bukan nama sebenarnya ) adalah seorang anak dari pasangan orang tua yang memiliki tingkat pendidikan yang tinggi. Ayahnya adalah seorang karyawan dengan level pimpinan menamatkan kuliah disalah satu perguruan tinggi ternama di Indonesia, ibunya adalah seorang yang juga lulusan dari salah satu perguruan tinggi terbaik di Indonesia. Memang kehidupan mereka diawal-awal lahirnya sibadu agak kesulitan, sang ayah beberapa kali berhenti dan diberhentikan dari beberapa perusahaan dan mereka sampai kembali kekampung halaman hanya karena sang ayah sempat menganggur. Sang ayah memiliki tempramen yang cukup tinggi sementara sang ibu adalah seorang wanita yang luar biasa, lembut, ramah dan bersahaja.

Badu kecil tumbuh dengan kasih sayang orang tua yang begitu peduli kepadanya. Badu kecil cukup kreatif dan disenangi banyak teman-teman sebayanya. Namun ketika badu kecil mulai mamasuki Sekolah Dasar, dia menjadi orang yang tidak suka bergaul. Bahkan setiap hari menjadi bulan-bulanan kawan yang lebih besar badannya ketimbang badu. Badu menjadi anak yang tidak banyak bicara, bahkan dia termasuk anak dengan tingkat rata-rata kemampuan yang sangat buruk, masuk 10 besar dihitung dari belakang. Dalam pergaulan sibadu sering menjadi tumpahan kesalahan sampai hampir dikeluarkan dari sekolah. Bukan hanya temannya, bahkan gurunyapun selalu menyalahkan sibadu setiap ada permasalahan di sekolahnya.

Melihat kondisi ini sang ayah sudah hampir pasrah, walaupun sebenarnya tidak rela bahwa anaknya diperlakukan seperti pecundang. Istri teman sekantor sang ayah sering sekali memberikan senyum penghinaan terhadap sang ayah ketika mereka bertemu hanya karena anak mereka satu sekolah dan tau benar bagaimana kondisi badu disekolah. Sang ayah terus berdo’a kepada Allah S.W.T, mengapa sang khalik memberikan cobaan yang berat ini kepadanya. Semua upaya telah dilakukan sang ayah untuk membuat anaknya lebih baik. Namun semua usaha itu juga sia-sia. Sampai sibadu kelas 5 SD sang ayah memanggilnya dan mulai berbicara dari hati kehati dengan sibadu.

“ Badu, badu sayang sama ayah??? Dengan anggukan kepala sibadu menjawab. Badu kenapa begini?? Ayah pasrah apabila kamu memang selalu menjadi pecundang, karena semua upaya telah kita lakukan dan mungkin inilah yang terbaik yang diberikan Allah kepada ayah, ayah tidak akan menyalahi kamu, kamu tetap anak ayah, namun ayah yakin suatu saat nanti kamu pasti akan berubah dan semua itu tergantung badu. Badulah yang memilih apakah dengan kondisi ini kamu nyaman atau tidak, walaupun ayah tidak rela anak ayah seperti ini. Kamu punya cita-cita, tapi bagaimana mungkin cita-cita itu kamu dapat kalau kamu seperti ini!!!.”

Badu kecil yang mendengar nasehat serta suara hati orang tua yang dia kasihi, menangis karena ayahnya menceritakan semua kisahnya mulai dia sekolah sampai memiliki sibadu yang dia sayangi. Setelah hari itu sahabat, Nasib berkata lain, badu kecil yang sadar akan keinginannya dan keinginan orang tuanya akhirnya lulus dengan predikat terbaik saat ini, dan semua orang yang dulu mencemoohnya berubah memujinya termasuk guru-guru sekolah badu, tidak percaya dengan hasil yang dicapai badu diakhir sekolah dasarnya. Badu kecil menjadi PEMENANG…

Tidak ada komentar:

Posting Komentar